Gelora Masa Lalu

(Ricky Elson, 2020)
Hari-hari terakhir ini, Saya kembali diingatkan Lewat fitur Memories di Facebook, di mana kita bisa Melihat apa yang pernah kita posting di waktu tersebut. Agaknya Saya melihat ini kadang-kadang hanya sepintas lalu, namun hari ini, membuat Saya teringat akan sesuatu.   Kebetulan momennya juga bertepatan dengan Hari Teknologi Nasional (HakTekNas) beberapa waakte yang lalu. 

Bagi sebagian orang, momen ini tentu diperingati dengan keadaan hati gembira. Bagaimana tidak? Setiap tahun kita merayakan keberhasilan dan kemajuan peradaban kita di bidang teknologi, khususnya oleh Negara kita ini.

Tetapi bagi Saya pribadi, ini menjadi catatan khusus yang membuat Saya ingat akan seorang anak muda bergelora, pada masa itu.

Yang begitu naifnya pada dunia dengan segala ketidaktahuannya. Menatap semua itu dengan mata dan dada yang penuh ‘Gelora’.

Ia mulai perjalanannya dengan perasaan bahagia bertualang.

Ketika suatu hari Ia diminta mewujudkan Mesin Mobil Listrik buatan Indonesia (baca : Penari Langit dan Impian Kami untuk Dunia) oleh orang nomor 1 di Republik ini di mana Ia harus mewujudkan semua itu hanya dalam waktu dua bulan.

Ya ! Dua bulan saja. Tanpa banyak basa basi, tak ada ruang untuk merasa pesimis. Ia hanya tersenyum dan menjawab harapan tersebut dengan sebuah keyakinan bahwa Ia sanggup mewujudkannya. 

Tentu semua itu ia lakukan dengan izin dan perintah Mentri BUMN pada saat itu, tak lain tak bukan juga Ia anggap sebagai ‘Gurunya’.  

Segera setelah pertemuan itu, Ia langsung kerjakan bersama Tim Muda PT. Pindad sehingga lahirlah PiEV pada 6 Agustus 2012.

Yang akhirnya dapat ditampilkan pada ajang peringatan Hari Teknologi Nasional (HakTekNas) di tahun 2012. 

Sampai saat ini Ia tak tahu, apakah pada saat itu, ‘Gelora’-lah yang menggerakkan nya atau geraknya-lah yang  menjadi ‘Gelora’.

Entahlah. 

Lalu di suatu masa. Setelah terjadinya kecelakaan bersama Tucuxi di Plaosan, Sarangan. Ia tak merasa jera, juga tak berpikir akan menyerah begitu saja.  

Kembali bersama team, ‘Gelora’-nya mengantarkan Ia membidani kelahiran SELO, prototipe mobil listrik itu ke KTT APEC 2013 di Nusa Dua, Bali. 

Diiringi dengan sosialisasi Mobil listrik di Yogyakarta, Surabaya, Bandung, Solo dan terakhir di Monas Jakarta, bersama Kemenristek saat itu, pun semuanya dilakukan dengan penuh ‘Gelora’.

Benar-benar penuh ‘Gelora’.

Memancarkan binar yang tajam di matanya. 

Setelah melihat semua itu sebagai kenangan yang berseliweran di beranda medsosnya, Ia hanya tersenyum. 

Dari lubuk hati yang paling dalam, Ia selipkan rasa terima kasih kepada ‘Guru’-nya. 

“Terimakasih Abah Dahlan Iskan.” ucapnya tenang. 

Terima kasih atas kepercayaan kepada kami untuk mengajak kami menjalani hidup dengan penuh ‘Gelora’.  

Terimakasih Team Maestro dari Kupu Kupu Malam.

Terima kasih untuk semua yang mendukung, mengkritik, menghujat dan memusuhi.

Sehingga dengan semua itu, anak muda itu bisa merasakan sebuah ‘Gelora’ di Negri ini.

Di sebuah Negri yang teramat ‘indah’ ini.

Sambil tetap tersenyum di sepanjang hari. 

Ciheras, 20200811

Scroll to Top