Saat menuliskan ini, Saya sedang berada di dalam Bis Sakura dalam perjalanan Ciheras-Tasik menuju Jakarta.
Ada rasa ingin menuliskan sedikit perjalanan kecil saya 4 tahun di Negeri yang selalu Mencintai saya dan belum mampu terbalas oleh Saya sampai hari ini. Cerita yang cukup panjang dan mungkin bisa jadi membosankan.
Kembali Pulang ke Negeri ini.
Pulang dengan niat awal membangun kembali Kepercayaan diri saya dan anak negeri untuk mewujudkan Kemandirian Energi, Pangan dan Air beserta Teknologinya, pada Juni 2011.
Bersama beberapa anak muda, Kami Mendirikan Lentera Angin Nusantara.
Berbekal Teknologi Kincir Angin (re: Penari Langit) yang saya dan Team Kembangkan di Jepang, pada Januari 2012 kami Mendirikan Site Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pemanfaatan energi Angin di Desa Ciheras.
Tahun 2012 membangun fondasi hanya dengan belajar, mengukur, mengamati dan memahami Sang Penari Langit bekerja.
Dalam terik, hujan, badai dan kerasnya cuaca pinggir Pantai Ciheras yang pada saat itu masih dipenuhi oleh para penggali pasir besi.
Tahun 2013, Team LAN menapakkan kaki ke Pulau Sumba. Menyiapkan segala sesuatu untuk Implementasi pertama para Penari Langit kecil tersebut di Desa Kalihi, Kamanggih, Sumba Timur.
Pada 23Juli 2012, LAN dan IBEKA berhasil menyelesaikan pembangunan Taman Listrik Tenaga Angin Kalihi, dengan 20 Kincir Angin.
Penari Langit dan Team pun melanjutkan persiapan di 3 Desa berikutnya.
Tahun 2014, Perjalanan panjang Implementasi 100 Kincir Angin Penari Langit di 4 Desa Pulau Sumba berhasil kami tuntaskan.
Akhirnya setelah 69 tahun kemerdekaan negerinya, mereka bisa menikmati manfaat energi listrik dari tenaga Angin sejak awal September 2014. Baru kemudian pada tanggal 6 Oktober 2014, seperti janji saya kepada Menteri BUMN saat itu, akan membuktikan bahwa Pembangkit Listrik Tenaga Angin bisa berhasil di Indonesia.
Dalam jangka waktu beliau menjabat sebagai Menteri, Saya mengajak beliau mengunjungi desa-desa yang telah diterangi Listrik dari Kincir Angin kami.
Sebagai obligasi diberikan kesempatan membangun site Ciheras dan meneruskan pengembangan teknologi PLT-Angin, saya memenuhi permintaan beliau membantu mengembangkan teknologi Kendaraan Listrik, dimulai dari Mesin Mobil Listrik buatan Indonesia pertama pada 6 Agustus 2012 di PT Pindad, hingga lahirnya Tucuxi, Selo, Gendhis, Becak Bantu Listrik dan SekutNix (Sekuter Elektronix) bersama Team Kupu-kupu Malam.
Sedikit demi sedikit kepercayaan diri kami tumbuh. Site Ciheras berkembang, Ribuan anak negeri dari SD hingga S3 dan para Dosen, datang Ke Ciheras, belajar Bersama, meneliti bersama dan mengembangkan teknologi bersama.
Saya juga berusaha memenuhi janji awal kepulangan kepada Pak DI untuk mengunjungi seluruh Perguruan Tinggi, membakar semangat Anak-anak muda, mengajak mereka berkarya.
Berbagai pertanyaan timbul, Bagaimana mengelola Ciheras?
Ya, sejujurnya dari hasil tabungan selama bekerja di Jepang dulu dan sedikit dari titipan gaji Pak DI selama menjabat Menteri BUMN periode lalu, Rp. 19 Juta dari bulan Mei 2012 hingga Okt. 2014, yang sepenuhnya saya gunakan untuk kegiatan operasional Ciheras, mengirim anak-anak muda ke desa-desa terisolir untuk membangun semangat mereka.
Tapi Bagaimana mengajak kepada kemandirian jika Kami sendiri masih belum Mandiri?
Dengan niat tersebut, dari Lentera Angin Nusantara yang hanya memiliki Visi membangun semangat berkarya.
Pada Januari 2015, kami pun mendirikan LENTERA BUMI NUSANTARA.
Untuk mulai membangun jiwa enterpreneurship dengan filosofi Profit for Benefit, di mana hasil dari unit usaha yang kami kembangkan adalah untuk membiayai kegiatan RnD kami.
Di bidang Agribisnis kami mulai dari belajar budidaya ikan lele, budidaya jahe, kacang tanah untuk minyak virginnya, beternak kambing, memproduksi VCO, Sari Mengkudu, berupa usaha bersama yang bisa dikembangkan bersama masyarakat Desa Ciheras yang mayoritas adalah Petani.
Tahun ini, kami baru menyelesaikan penanaman 1 ton bibit jahe di luas lahan sekitar 1/2 Ha.
Penanaman kacang tanah seluas 1 Ha ditambah warga 1 Ha. Menyiapkan kolam lele 6 m x 8 m sebanyak 38 unit.
Dan dari ujicoba 6 bulan telah menghasilkan sebanyak 1.5 ton untuk 2 kali masa tanam di 3 kolam kecil.
Untuk VCO, dengan teknologi fermentasi dan mendapatkan izin P-IRT Kab. Tasikmalaya, kami sudah mampu Berproduksi 1000 botol 130 mL setiap bulan yang baru mulai kami pasarkan sejak awal Desember ini. Mulai Januari 2016 kami juga sudah bisa memproduksi Sari Mengkudu 100 L per bulan.
Di Bidang Teknologi Pengolahan Air, kami bekerja sama dengan Teknokrat ternama untuk menyelesaikan Prototype mesin pengolahan air tawar/sungai yang kotor ke air layak konsumsi.
Di Bidang Kendaraan Listrik kami juga terus mengembangkan Teknologi Mesin Penggerak Listrik, seperti membantu Universitas Indonesia dalam mengembangkan mesin untuk Program Mobil listrik Nasional, LPDP, dan juga beberapa kerja sama dengan pihak swasta. Dan saat ini kami sedang berencana menyiapkan Program Pengembangan 2 Type Mobil listrik baru di tahun 2016 nanti.
Di Bidang teknologi Kincir Angin sendiri, pendampingan Industri Lokal untuk Teknologi Produksi Komponen Kincir Angin seperti bilah, GearBox dan Nacel serta generator terus dijalankan.
Dan saat ini, Kami sedang mengembangkan Kincir Angin seri Penari Langit Generasi ke 3 dengan Kapasitas 4 kali lebih besar dari original yang dikembangkan di Jepang, 2000W per Unit dan 100% dikembangan putra-putri negeri ini. Tentu juga proses transfer teknologi di Ciheras juga terus berjalan di mana setiap bulannya 15 hingga 20 orang mahasiswa Kuliah Praktek di Ciheras. Begitu juga persiapan penerbitan buku-buku berbasis Teknologi yang kami kembangkan di sini di tahun 2016 kelak.
Namun harus dipahami. Proses RnD teknologi itu membutuhkan waktu yang panjang, perjuangan yang berat, biaya yang juga besar, tak bisa langsung dipetik begitu saja bila perlu.
Dan banyak lagi yang ingin kami lahirkan sebagai bentuk upaya kami terus berkarya dan bermanfaat bagi diri kami, Negeri dan Bangsa kami dan kelak bagi Dunia.
Tentu semua tak bisa kami lakukan tanpa dukungan dan kerja sama dengan berbagai Pihak.
Memang selama ini saya menolak segala bantuan yang bersifat donatur atau urunan, karena kekhawatiran kami tak mampu mengemban amanat dan menjadi terbiasa harus dibantu terlebih dahulu untuk berbuat baik.
Kami ingin berupaya dari kami semaksimal mungkin dan kelak kami dibantu dengan membeli serta mengaplikasikan karya kami yang benar-benar bermanfaat.
20151221, Bis Sakura